Himaspa Unhas: 7月のマヂィング

皆、今晩は。。。

元気ですか？

Mading untuk bulan Juli ini sudah siap untuk menambah refrensi anda tentang serba-serbi musim panas di Jepang, yaa tema mading kali ini masih lanjutan dari bulan lalu, yaitu Natsu part 2. Karena saat ini di Jepang masih musim panas… Tapi tenang artikelnya tentu berbeda, jika bulan lalu di dominasi dengan berbagai jenis makanan dan permainan yang popular saat musim panas di Jepang, maka bulan ini lebih ke Festival yang dilaksanakan di musim panas seperti tanabata.
Di mading kali ini juga tim redaksi memasang tanabata mini, sekedar untuk seru-seruan mengingat kemarin adalah perayaan festival tanabata di Jepang.

BEBERAPA PERAYAAN FESTIVAL :

tanabata

Tanabata merupakan salah satu tradisi kebudayaan Jepang yang diselenggarakan setiap tanggal 7 juli. Pada perayaan tanabata orang Jepang memiliki tradisi menuliskan harapan di secarik kertas berwarna-warni kemudian menggantungnya di pohon bambu yang telah disediakan.

Obon Matsuri

Festifal Obon bagi orang jepang merupakan salah satu perayaan penting layaknya tahun baru. Dilaksanakan pada pertengahan July dan Agustus, yaitu sekitar tanggal 13 sampai tanggal 15/16. Festival ini memiliki arti menyambut kedatangan para arwah keluarga yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa di sekitar musim panas para arwah berkunjung ke bumi, oleh karena itu perlu dilakukan penyambutan. Acara ritual yang biasa dilakukan saat festival Obon adalah melakukan tarian yang disebut Obon Odori, pada malam hari. Mereka percaya bahwa saat melakukan tarian sang arwah pun turut bergembira menari bersama. Selain tarian Obon Odori, mereka pun biasanya membuat Toro yaitu lentera yang didalamnya diberi lilin menyala. Lentera ini kemudian dialirkan ke sungai atau digantungkan di depan kuil, untuk mengantar para arwah pulang ke makamnya masing-masing.

Hanabi Matsuri

Hanabi Matsuri adalah festival yang selalu dilakukan di lapangan luas dekat sungai dan tanpa dipungut bayaran, dengan maksud untuk melepaskan segala lelah di musim panas, dengan melihat keindahan berbagai macam bentuk kembang api di malam hari. Para penonton datang dari berbagai tempat. Para penonton berdatangan secara berkelompok bersama keluarga, rekan kerja atau berpasangan. Mereka sengaja membawa tikar plastik sebagai alas duduk dan bekal yang akan dinikmati sambil menyaksikan indahnya kembang api yang ditampilkan di malam itu. Berbagai bentuk kembang api ditampilkan secara artistik membuat suasana malam gelap berubah terang benerang penuh dengan warna-warni membuat mata terbelalak penuh pesona.

SERBA-SERBI FESTIVAL :

Shateki

Shateki adalah stand permainan dimana berjejer berbagai mainan yang jika kita ingin mendapatkan mainan tersebut, kita harus menembaknya dengan senapan mainan.

Yo-yo tsuri

Yo-yo tsuri adalah permainan yang tergolong unik di jepang, dimana dalam sebuah kolam kecil terdapat banyak balon berisi air yang diikat seutas tali yang sangat rapuh, sehingga mudah putus. Cara bermainnya itu kita harus berhasil menarik yoyo balon tersebut tanpa memutuskan talinya, permainan ini baik untuk menguji kesabaran.

kingyo sukui

yukata

Yukata adalah jenis kimono musim panas, yukata bisa digunakan oleh pria maupun wanita tanpa mengenal status. Yukata ini sering digunakan saat pergi ke festival, misalnya saat menonton festival kembang api atau menari bon odori saat perayaan obon.

Kingyo sukui artinya permainan menangkap ikan mas menggunakan jaring yang mudah sobek, jika berhasil menangkap ikannya maka ikan tersebut dapat dibawa pulang.

ringo ame

Ringo ame itu berupa apel yang diselimuti caramel dan ditusuk pakai sumpit kayu. Makan ini dijual saat festival dan sangat digemari oleh anak-anak.

SERBA-SERBI MAKANAN :

takoyaki

Takoyaki, makanan ini sudah sangat terkenal diseluruh penjuru dunia, makanan wajib saat festival ini berupa bola tepung yang didalamnya terdapat potongan gurita dan disajikan dengan saus dan ikan asap. Rasanya yang gurih membuat makanan ini sangat digemari.

ikayaki

Ikayaki berarti cumi bakar, yaitu jajanan berupa cumi-cumi yang ditusuk seperti sate lalu dibakar.

Yakisoba secara harafiah berarti dibakar, jajanan ini serupa dengan mie goreng di Indonesia. Jajanan ini dijajakan saat festival dan mudah dimakan sambil berkeliling melihat stand lainnya.